Selasa, 31 Maret 2015

Belajar Dari Semut

Sesungguhnya di dalam kehidupan semut terdapat pelajaran yang sangat berarti bagi umat manusia. Yaitu pelajatan tentang kesabaran, keteguhan, ketekunan, dan kesinambungan dalam usaha untuk mencapai tujuan.

Ungkapan ini tidaklah berlebihan, karena semut senantiasa mengulangi usahanya berkali kali hingga tercapai tujuannya. Ia bergelantungan di atas pohon, lantas jatu lalu bangkit kembali dan berusaha untuk naik lagi, dan jatuh kembali. Begitu seterusnya hingga ia berhasil mencapai apa yang ia inginkan.

Jika jalan untuk mencapai tujuan di tutup ataupun dirintangi, ia akan mengalihkan langkahnya ke kanan atau ke kiri. Kadang ia menjauh dari jalannya yang pertama karena terdapat rintangan. Namun, ia tetap memfokuskan tujuannya seperti semula hingga tercapai. Jika jalannya terhalang oleh genangan air yang tak dapat diseberangi, dia membuat formasi jembatan diatas air bersama teman-temannya. Setiap semut berusaha untuk mengaitkan diri dengan yang lainnya diatas lintasan air seperti jembatan.

Mahasuci Allah yang telah menciptakan semut sedemikian rupa. Begitu besar hikmah yang dapat di ambil dari hewan kecil ini, hingga Allah SWT mengabadikannya menjadi nama sebuah surat dalam Al-Qur'an, yaitu surat An-Naml (semut). Sifat semut diatas adalah sifat muslim sejati. Seorang muslim akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuannya. Ia akan selalu sabar, teguh, dan tekun tanpa mengenal kata lelah. Kegagalan tidaklah akan menyurutkan semangat seorang muslim untuk tetap menggapai apa yang di tuju, karena ia yakin bahwa keberhasilan dan kegagalan seseorang berada ditangan Allah SWT. Ia hanya wajib untuk berusaha dan berusaha lalu menyerahkan hasilnya kepada sang Khaliq. Al-Qur'an menyebutkan tentang perintah Nabi Ya'qub kepada anak-anaknya untuk mencari berita tentang Nabi Yusuf. "Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir."(QS Yusuf(12:87)

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu pekerjaan, dilakukan secara itqan (tepat, terarah, jelas, dan tuntas).
Rasulullah pun memberikan suatu teladan yang luar biasa dalam hal keteguhan untuk mencapai tujuan. Sejarah telah menerangkan bagaimana ketegaran dan keteguhan Nabi Muhammad SAW ketika menyeru Islam kepada kaum kafir Quraisy. Berbagai godaan, hinaan, ancaman yang dihadapkan kepada beliau tidaklah mampu menyirnakan keteguhan dalam berdakwah. Bahkan Nabi Muhammad SAW mengucapkan, "Seandainya matahari di tangan kanan ku dan bulan di tangan kiri ku, aku tidak akan berhenti untuk berdakwah.

Sumber: Buku menjadi pemenang saat diuji Allah

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com