Minggu, 29 Maret 2015

Kakek Berusia 10 Tahun

Ilustrasi
Dikisahkan, dibawah sebuah pohon yang rindang, tampak sekelompok anak-anak sedang menyimak pelajaran yang diberikan oleh seorang guru.

Uniknya, diantara anak-anak itu terlihat seorang kakek duduk bersama mereka, ikut menyimak pelajaran yang diberikan sang guru.

Kejadian aneh itu terenyata menarik perhatian seorang pemuda yang melewati tempat tersebut. Seusai pelajaran, pemuda yang penasaran tadi mendekati sang kakek. Bertanyalah dia kepada si kakek.
"Ke, apakah kakek seorang guru?"
"Bukan,,," jawab si kakek.
"Kalau bukan guru, mengapa kakek ikut duduk bersama anak-anak tadi?" si pemuda tambah penasaran. "Apa salahnya duduk dengan anak-anak itu?, ketahuilah, aku tadi sedang belajar bersama anak-anak itu."
 
"Lho, pelajaran tadi itu kan untuk anak-anak, buka untuk orang tua seperti kakek. Memangnya berapa umur kakek, ko tidak malu belajar bersama anak-anak itu?"
"Umur ku tahun ini tepat sepuluh tahun,,," jawab si kakek sambil tersenyum.
"Ah,,,kakek bercanda! kalau menurut perkiraan ku, paling-laping umur kakek sudah 70-an tahun,,," Si pemuda menebak sambil tetap penasaran.
"ha ha ha tebakan mu benar anak muda, Bila dihitung dari saat aku lahir sampai dengan saat ini, umur ku memang 70 tahun. Tetapi, 60 tahun yang sudah ku lewati jangalah di hitung. Yang benar-benar dapat dihitung adalah kehidupan ku yang 10 tahun terahir ini." jawab si kakek penuh misteri.

Si pemuda pun makin dibuat bingung oleh penjelasan kakek tua tadi. "Mengapa masa 60 tahun tadi tidak di hitung? apa artinya?." Sambil menghela napas panjang si kakek menjawab, "Sejak kecil sampai usia 20 tahun, seharusnya itulah waktu terbaik untuk belajar. Tapi aku gunakan waktu itu hanya untuk bermain dan bersantai-santai. Sebab semua keinginan dan kebutuhan ku disediakan berlimpah oleh orang tua ku. Lalu 20 tahun berikutnya, waktu yang seharusnya untuk berjuang dan meniti karir, malah aku gunakan untuk berfoya-foya dan menghabiskan harta orangtua ku. Dan 20 tahun ketiga, waktu yang seharusnya untuk mengumpulkan tabungan masa pensiunku, malah aku gunakan untuk bertamasya tak karuan tujuannya. Semua harta yang tersisa aku hambur-hamburkan karena aku hanya mengejar kesenangan sesaat. Coba pikir, bukankah 60 tahun yang sudah ku lewati hanya sia-sia belaka?"

"Bagaimana dengan sepuluh tahun terahir?" kembali si pemuda bertanya. Dengan mata berkaca-kaca si kakek berkata "Sepuluh tahun ini aku baru sadar, bahwa 60 tahun hidupku telah kulalui tanpa makna, tanpa tujuan, dan tanpa cita-cita,,, aku sudah bangkrut, jatuh miskin, sebatang kara, tidak punya teman yang bisa membantu, dan hanya hidup dari belas kasihan orang lain. Tetapi sejak kesadaran itu muncul, aku merasa seperti baru lahir kembali dan memutuskan untuk belajar dari awal lagi."

Setelah berhenti sejenak, si kakek meneruskan kata-katanya "Anak muda,,,jangan meniru seperti kehidupan yang telah aku jalani. karena, waktu adalah modal utama yang dimiliki setiap manusia. Pergunakanlah sebaik-baiknya untuk belajar, berusaha dan berkarir. Gunakan tujuan mu untuk tujuan yang mulia, maka kelah di hari tua mu, kamu akan merasa bahagia. Karena kehidupan mu bukan hanya berguna untuk dirimu sendiri, tetapi juga harus berarti bagi orang lain".

Kisah tadi sungguh menggambarkan sebuah perjalanan hidup yang sangat sia-sia dan tidak berguna. ini merupakan pelajaran berharga untuk kita semua. Jangan sampai kita menyia-nyiakan waktu selagi kita memilikinya. waktu adalah modal utama dan kekayaan paling berharga yang dimiliki setiap orang.
Modal waktu yang dimiliki semua orang sama jumlahnya yaitu 24 jam sehari semalam, akan tetapi hasil yang didapatkan bisa saja berbeda. Mereka yang mengerjakan pekerjaan dengan efisien dan efektif hasilnya pasti yang terbaik.
Semoga bisa menjadi insspirasi dan motivasi buat kita semua.

Sumber: Classical motivation stories 2

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com