Sumber gambar: internet |
Hanya saja, ilmu tertinggi itu harus di wariskan hanya kepada satu orang yang benar-benar memenuhi kriteria. Oleh karena itu, untuk menentukan pewaris ilmunya, si ahli kunci menggelar sebuah ujian secara bersamaan.
Maka disiapkanlah dua peti yang tergembok rapat dan didalamnya diisi satu bungkusan barang berharga. Kedua peti itu di tempatkan di dua kamar bersebelahan. Berikutnya, murid pertama dan murid kedua disuru masuk ke dalam kamar-kamar tadi secara bersamaan. "Tugas kalian adalah membuka gembok peti-peti didalam kamar itu. Ayo laksanakan,,,!. Perintah si ahli kunci. Tidak lama kemudian, murid pertama keluar lebih dulu dari kamar dan tampak berhasil menyelesaikan tugasnya. Sang ahli kunci langsung bertanya "Bagus,,kau berhasil. Apa isi peti itu?".
Dengan rasa percaya diri dan perasaan penuh kemenangan, murid pertama menjawab, "Didalam peti ada sebuah bungkusan, dan didalam bungkusan ada sebuah permata yang berkilauan, indah sekali."
Mendengar jawaban yang polos itu, sang guru tersenyum bijak. Ia segera menoleh ke arah murid kedua yang baru saja keluar dari kamar yang satunya. Ia langsung menanyakan hal yang sama, "Bagus, kau berhasil, apa isi peti itu?. Mengetahui dirinya kalah cepat dalam membuka peti, murid kedua hanya menjawab pelan. "Saya hanya membuka gembok peti itu, lalu keluar. Saya tidak membuka peti itu, apalagi melihat isinya."
Mendengar jawaban itu, sang ahli kunci tersenyum puas. "Baiklah, berdasarkan hasil ujian tadi, maka kau murid kedua,,,kaulah pemenangnya. Kamulah yang akan mewarisi ilmu tertiggi dala dunia perkuncian yang aku miliki". Demikian si ahli kunci menjelaskan.
Keputusan itu, kontan membuat murid pertama kaget setengah mati. "Guru,,," teriak murid pertama. "Bukankah saya yang berhasil membuka gembok lebih cepat. Mengapa justru dia yang menjadi pemenangnya?". Tanya murid pertama kecewa.
Mendengar ungkapan kekecewaan muridnya itu, si ahli kunci tersenyum bijak. "Murid-muridku, dengarlah,,, profesi kita adalah tukang kunci, dan tugas kita adalah membantu orang membuka gembok yang kuncinya hilang atau rusak. Jika gembok sudah dibuka, tugas kita selesai. Kalau kita juga ingin melihat isinya, itu artinya kita melanggar kode etik profesi kita sebagai ahli kunci."
Si ahli kunci meneruskan nasehatnya, "Tidak peduli apapun pekerjaan kita, moral dan etika profesional harus dijunjung tinggi. Tanpa moral dan etika, maka seorang ahli kunci bisa dengan mudah beralih profesi menjadi pencuri. Kalian mengerti."
Mendengar hal itu, murid pertama mengangguk-anggukan kepala. Dia menyadari dimana letak kesalahannya. Dia juga bersyukur sudah mendapat satu lagi pelajaran moral yang sangat berharga sebelum turun ke tengah-tengah masyarakat.
Walaupun kecewa karena dirinya tidak bisa menjadi pewaris ilmu tertinggi sang guru, ia merasa mendapatkan satu lagi ilmu berharga. Ilmu itu tak lain adalah ilmu mengenai moral dan etika profesional. Sejak saat itu murid pertama berjanji pada diri sendiri, kelak dalam menjalankan profesinya, ia akan menjadi seorang ahli kunci profesional yang menjunjung tinggi moralitas dan etika profesional.
Jadi pelajaran buat kita semua, tidak peduli apapun pekerjaan kita, moral dan etika profesional harus dijunjung tinggi. Tanpa moral dan erika seseorang akan mudah terjerumus ke dalam pelanggaran yang akan mendatangkan penyesalan di kemudian hari.
Sumber: Buku Classical mmotivation stories 2
Jadi pelajaran buat kita semua, tidak peduli apapun pekerjaan kita, moral dan etika profesional harus dijunjung tinggi. Tanpa moral dan erika seseorang akan mudah terjerumus ke dalam pelanggaran yang akan mendatangkan penyesalan di kemudian hari.
Sumber: Buku Classical mmotivation stories 2
0 komentar:
Posting Komentar